o

Antar Belanja Dalam adat melayu Bengkalis

Antar Belanja adalah perlambangan rasa tanggung jawab dan kepedulian seorang insan laki-laki melayu terhadap seorang perempuan yang disayangi dan dicintai.

Upacara adat antar belanja ini dilaksanakan lebih semarak dari acara sebelumnya. Dimana pada saat upacra antar belanja ini disaksikan dan dihadiri emua sanak keluarga dari kedua belah pihak. Hal ini dilakukan untuk menghindari tersalah sangka seperti kata bidal orang tua-tua melayu :

    Sekuntum mawar diatas bukit
    Baunya wangi harum semerbak
    Sebelum kabar berendang kelangit
    Elok lah disaksikan orang banyak


Maka seluruh kaum kerabat, sanak keluarga dijemput untuk menyaksikan upacara adat antar belanja ini.

    Dengan berpakaian baju kurung Melayu teluk belanga, para tokoh adat, pemuka agama, alim ulama, sanak dan keluarga datang berkunjung ke rumah pihak perempuan, beberapa peralatan antaran belanja seperi uang antaran, perangkat pakaian, perangkat perhiasan, bunga rampai dan kueh mueh, Paling penting dantidak boleh ditinggalkan adalah seperangkat kebesaran adat yakni “Tepak Sirih” lengkap dengan isinya, dibawa dan diarak menuju kerumah pihak keluarga perempuan.

    Adapun tepak yang dibawa oleh pihak laki-laki sebanyak 1(satu) buah yang berisikan sirih, pinang berukir, kapur, gambir, tembakau serta sebilah kacip. Sirih yang berada didalam tepak pihak laki-laki dalam keadaan telungkup. Sedangkan tepak menanti yang berada dirumah pihak perempuan juga 1 (satu) buah yang isinya sama seperti sirih, pinang berukir, kapur , gambir, tembakau serta sebilahkancip, namun sirih yang berda didalamnya dalam keadaan telanjang.

    Dirumah keluarga perempuan, sanak keluarga, sahabat handai tokoh adat dan alim ulamatanah bersusun pepatah untuk menyambut kedatangan utusan pihak laki-laki.

    Ditengah-tengah ruangan rumah pihak keluarga perempuan telah tertata sedemikian rupa, dihias dengan tepak sirih junjung dan sirih junjung. Setibanya dihalaman rumah pihak perempuan, pembawa tepak masuk terlebih daulu, kemudian diikuti oleh pembawa peralatan yang lain.


    Setelah berucap salam, kedua belah pihak saling berjabat tangan sebagai tanda mempererat silahrurahmi, yang dinanti sudah pun tiba, yang ditunggu sudah pun datang, yang dihajat sudah pun bertemu untuk itu yang elok moleklah disegerakan demikian ungkapan mengatakan.

    Tokoh adat dari pihak laki-laki terlebih dahulu menyorongkan tepak sirih yang dibawa kepada perwakilan pihak keluarga perempuan menyorongkan tepak sirih menani kepada utusan pihak keluarga laki-laki untuk saling dicicipi, barulah maksud dan tujuan disampaikan.

    Menikmati sekapur sirih bagi masyarakat melayu Bengkalis merupakan suatu keharusan dalam memenuhi suatu upacara adat dan disinilah bertolaknya keikhlasan sekeping hati serta keterpaduan silahturahmi kedua belah pihak.

    Sirih sudah pun  sama disantap, perbincangan pun mulailah disampaikan. Pada berbincangan ini bahasa kiasan, bidal, pantun dan seloka. Setelah perbincangan terjadi pihak laki-laki menyerahkan uang antaran belanja beserta perangkatnya kepada pihak perempuan. Sebelum perundingan tentang penetapan, uang antaran beserta perangkat antaran lainnya diserahkan oleh utusan laki-laki kepada perwakilan perempuan. Untuk lebih semaraknya uang antaran belanja yang akan diserahkan kepada pihak perempuan terlebih dahulu dihias dan dibentuk dengan bermacam ragam sesuai dengan kemauan dan keahlian dari keluarga pihak laki-laki.

    Ada yang menghiasi seperti bentuk bangunan rumah, bentuk bahtera atau perahu, bentuk kipas, bentuk bunga dan lain sebagainya. Begitu pula perangkat pengiring seperti seperangkat pakaian, seperangkat perhiasan emas, alat-alat berhias, kueh mueh, bunga rampai dan lain-lain dihiasi dengan bebagai bentuk warna. Perundingan kemudian dilanjutkan dengan membicarakan penetapan hari dan sanksi hukum terhadap janji yang dipungkiri atau kata yang tak ditepati.

    “Apabila pihak laki-laki yang tidak menepati janji maka uang antaran belanja dinyatakan habis atau hangus, tetapi sebaliknya apabila pihak perempuan yang mengungkiri janji, maka uang antaran belanja dikembalikan berlipat ganda”.
    Bila terdapat aral melintang, cacat ataupun cela, akan diadakan perundingan diantara kedua belah pihak.

    Penetapan hari pesta perkawinan pun turut dibicarakan yang biasanya menurut adat dan resam masyarakat melayu ditetapkan secepat-cepatnya 3(tiga) bulan dan selambat-lambatnya 6(enam) bulan setelah upacara antaran belanja. Namun jika ada kesepakatan dari kedua belah pihak untuk mempercepat pelaksanaan pesta perkawinan, maka selesai upacara antar belanja dilanjutkan acara akad nikah dalam waktu yang sama. Hal tersebut dikatakan dalam bidal,”turun batu naik ikan”.

Pihak Perempuan:

    Hang Kasturi dubalang Malaka
    Kepada raja perintah dijunjung
    Abang pergi janganlah lama
    Buah masak diintai burung


Pihak laki-laki :

    Bila berjauhan nam disebut
    Karena hati selalu bimbang
    Walau dimata sungguh pun luput
    Namun dihati takkan hilang

Halimun  malam lagu diendangkan
Lagu didendangkan dikala senja
Turun batu naiklah ikan
Itulah hajat yang kami pinta

Pihak Perempuan :

    Dibukit Bukit batu mengambil buluh
    Perahu berlabuh dekat kuala
    Soal itu tak usahlah gaduh
    Karena hajat kitapun sama

    Upacara adat antaran belanja diakhari dengan pembacaan doa selamat dan makan bersama. Tahapan adat helat pernikahan masyarakat melayu Bengkalis selanjutnya adalah upacara “Akad Nikah”.

ADD COMMENT