o

Sinopsis Lancang Kuning Murai Batu

Lancang Kuning
LANCANG KUNING MURAI BATU, begitulah sebuah julukan yang diambil dari nama sebuah Sungai Murai Batu yang terdapat di Desa Suka Jadi Kecamatan Bukit Batu. Lancang Kuning Adalah merupakan salah satu nama armada perang yang dimiliki oleh anak cucu daeng Tuagek atau Masyhur terkenal dengan Gelar Datuk Laksaman Bukit Batu. Lancang Kuning Adalah merupakan salah satu nama armada perang yang dimiliki oleh anak cucu Daeng Tuagek atau Mashur terkenal dengan Gelar Datuk Laksamana Bukit Batu.

Dari suatu rentang sejarah cerita yang sangat panjang, Nama Lancang Kuning disamping bersumber dari sebuah mimpi Datuk Bandar Jamal putra daari Daeng Tuagek, juga merupakan  sebuah nama disamping banyak nama lagi yang telah melekat dan terpahat dalam sanaubari masyarakat Melayu Riau umumnya dan rumpun melayu Bengkalis Khususnya.

Jika berbincang atau bercerita secara jujur tentang Lancang Kuning atau datuk Laksaman Bukit Batu, walau sekecil apapun bahwa kita tidak akan pernah dapat melepaskan diri tau melepaskan alur cerita dari Kerajaan Siak sri Indrapura.

Sisi lain nama Lancang Kuning adakah ungkapan puak melayu dalam memperingatkan kepada anak cucu mereka dalam mengaharungi hidup dan kehidupan duniawi ini yang hanya bersifat sementara.

LANCANG KUNING BERLAYAR MALAM
HALUAN MENUJU KELAUT DALAM
KALAU NAHKODA KURANG PAHAM
ALAMAT PERAHU AKAN TENGGELAM


Bagi para pelaut melayu dulunya, guna menghadapi situasi dan kondisi Selat Bengkalis dan Selat Melaka, memaksa Lancang Kuning harus berlayar malam.
Kembali kita kepangkalan kaji.........
LANCANG KUNING MURAI BATU, Sengaja ditempa sedemikian rupa ENCIK IBRAHIM bin Datuk Bandar Jamal bin Daeng tugek.

Awal kisah bermula.........

Setelah beselang beberapa lama Sultan Abul Jalil Alamsyah dibatalkan menjadi sultan yang ke IV dikerajaan Siak Sri Indrapura. menimbulkan kemarahan dan rasa kekecewaan pada diri Datuk Bandar Jamal. Hal ini disebabkan 

Pertama : Datuk Bandar Jamal telah mencium bahwa sultan Abdul Jalil Alammsyah telah melakukan kerja sama Belanda sehingga tergulingnya Sultan Siak ke III yakni Sultan Ismail Abdul jalil jalauddinsyah.

Kedua :Pada saat pentebalan Sultan Abdul Jalil Alamsyah anak cucu Daeng Tuagek tidak diberi tahukan.

Salah satu isi surat yang dilayangkan oleh Datuk Bandar Jamal kepada sultan Abdul Jalil alamsyaha telah mengkhianati sebuah perjanjian yang termaktub anatara Sultan Abul Jalil Rakhmadsyah (Raja Kecil) Raja Siak yang pertama dengan ayahanda Palima Tuagek atau Daeng Tuagek. Dan Sultan telah membiarkan orang-orang Belanda menginjakkan kakinya dibumi Siak.

Setelah membaca surat itu, Sultan Abdul Jalil Alamsyah memanggil Datuk Bandar Jamal untuk datang ke Siak. Tetapi Datuk Bandar Jamal tidak memenuhi panggilan Sultan tersebut.

Namun datuk Bandar Jamal berpesan kepada Putranya Encik Ibrahim Datuk Bandar Jamal menyeampaikan kepada Encik Ibrahim putranya bahwa ia akan meninggalkan Bengkalis. Namun demikian Datuk Bandar jamal mengamanahkan kepda Putranya dan Panglima - Panglima agar jangan kepergiannya menimbulkan permusuhan dikemudian hari dengan kerajaan Siak Sri Indrapura. Beberapa hari kemudian dengan menggunakan Lancang Kuning miliknya. ia pun berangkat menuju Malaka.

Haripun berganti hari, bahkan tahun berganti tahun, kekuatiran berganti kegelisahan yang dirasakan oleh Sultan Abdul Jalil Alamsyah akan tidak tanduk serta sepak terjang Pemerintahan Belanda terhadap keberadaan Kerajaan dan rakyatnya, menimbulkan hasrat hatinya memanggil Encik ibrahim untuk datang ke Siak Sri Indrapura.

Sultan Abdul Jalil Alamsyah segala kerisauan, kekatiran kepada Encik Ibrahim.

Beberapa hari kemudian sultan Abdul Jalil alamsyah mengurahkan Gelar Laksaman pertama di Bengkalis dan berkedudukan di Bukit Batu. Dengan gelar yang didapati Encik ibrahim dari Sultan Siak, diman sebelumnya juga Encik ibrahim sudah digelari oleh masyarakat Bengkalis dengan gelar Datuk Sri Maharaja Lela Setia.

Setelah beberapa hari tiba kembali ke Bengkalis, guna mempersiapkan mengahadapai kemungkinan - kemungkina yang akan terjadi, serta mempererat Persatuan dan Kesatuan antara Siak dan Bengkalis maka encik ibrahim menempah sebuah perahu berbentuk penjajab (penjajah) yang dilengkapinya dengan mertam sumpitan Bone yaitu sebuah mariam yang dibawa oleh Datuknya daeng Tuagek dari sulawesi, serta meriam Tupai Beradu yang berasal dari Petapahan.,

sedangkan pada ujung Tiang layar dikibarkan bendera berwarna hitam dan kuning yang melambangkan Kerajaan Siak dan Laksamana Bukit Batu. dan pada tiang belakang dipasang bendera berwarna hijau lumut yamg melambangkan kemakmuran.

>your gadgets
>Laksamana Embun

ADD COMMENT