o

Berarak Dalam Adat Perkawinan Melayu Bengkalis

Berarak
Setelah hidangan dinikmati, mempelai laki-laki selaku umat islam menantikan sholat zuhur untuk melakukan sholat. Selesai sholat zuhur kedua mempelai didandan serta  dipakaikan oleh juru hias dengan kebesaran adat pengantin. Pengantin laki-laki lengkap dengan keris, berbaju tenun tluk belanga beserta tanjak atau dasto dan kain pinggang, didampingi gading-gading berararak menuju kerumah mempelai perempuan. Disepenjang jalan mempelai laki-laki dijulang oleh salah seorang sanak keluarga atau kaum kerabat yang melambangkan raja sehari diiringi dengan musik tradisional Kompang.

Rombongan mempelai laki-laki kini tiba digerbang halaman rumah mempelai perempuan. Secara perlahan-lahan diturunkan dari pundak julangannya. Kedua pendekar dengan sigapnya memperagakan sifatnya untuk menghancurkan benteng yang berada dipintu gerbang rumah mempelai perempuan.Persng beras kunyit terjadi diantara yang datang dengan pihak yamg menanti. Tidak ada kalah atau menang diantara keduanya, melainkan gelak tawa sebagai luapan kegembiraan.

Dengan langkah yang tegar dan sirih genggam di tangan raja sehari didampingi gading-gading menuju ketempat duduk yang telah disediakan untuk menerima silat sembah, sementara sanak keluarga masih terus menaburkan beras kunyit ke kaki mempelai laki-laki.

Pukulan kompang berganti dengan musik nafiri menandakan sifat sembah dimulai. Beberapa orang pesilat yang telah didipersiapkan untuk memperagakan silat, kemudian gendang dan nafiri berhenti, tabuh kompang kembali bergemuruh mengiringi raja sehari menuju pintu rumah mempelai perempuan. 
Setibanya dipintu rumah, mempelai laki-laki dihadang dengan kain penghadang Oleh Mak Andam. Yang dituakan dari pihak mempelai laki-laki menyampaikan maksud kedatangan. Terjadilah pantun berbalas diantara Mak Andam dengan yang dituakan dari pihak mempelai laki-laki. Sementara diuang tengah diatas peterakna telah menanti mempelai  perempuan untuk melaksanakan upacara “Bersanding”.

Pantun sudah saling terjawab, kata demi kata sudah terungka, maksud dan tujuan sudah pun tau. Pembuka kunci sudah pun diberi, pintu sudah pun terbuka lebar. Diantara pantun yang disampaikan bermaksud menanyakan syarat adat pembuka pintu, setelah pantun pun usai pembuka kunci sudah pun diberikan , pintu sudah pun terbuka lebar. Mempelai laki-laki dengan dada lega bercampur haru menaiki pentas peterakna, sehingga kedua mempelai kini duduk berdampingan, seperti akta ungkapan “Duduk sama rendah, tegak sama tinggi, ke bukit sama mendaki kelurah sama menurun”.



ADD COMMENT